BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 02 Desember 2009

Yang ditinggal, sakit hati...

Akhirnya dapat kabar juga dari dia. Foto-foto yg dikirimkannya jujur saja sempat bikin ekha down, secara... Harusnya ekha juga ada difoto itu... Bertiga dengan Fia.

Tepat minggu lalu, aku sudah membayangkan berada disana, foto-foto kanan kiri, window shopping sana sini, bertiga bersama suami dan kk fia.

Tepat minggu lalu, aku sudah membayangkan Baby D didalam pangkuan mamagigo atau susan, tempat dimana kutitipkan buah hatiku. Tepat minggu yang lalu aku membayangkan hari dan malam yang akan kulewati bersama suamiku di batam dan spore tanpa kehadiran buah hatiku.

Tepat minggu yang lalu, aku tidak berhenti berdoa dan berharap semoga kecemasan itu hilang... Kecemasan akan berubahnya keputusan dia yang berjanji membawaku ke batam bersama kk Fia.

Tapi apa yang aku cemaskan benar-benar terjadi saat kudengar dia mulai mengeluh ttg mahalnya harga tiket, tentang banyaknya biaya2 yg harus diselesaikan untuk pembangunan rumah kami. Wajahnya mulai surut, dibibirnya hanya bisa keluar kata-kata keluhan, ngedummel, mengenai hal-hal yg kecil.. Yg berujung ke pengharapan akan pengertianku untuk tidak perlu ikut ke batam, dengan alasan yg baru... Baby D.

Betapa egoisnya saya, karena saya tetep ngotot untuk ikut, saya tetep mau ikut meski dia bilang NO SHOPPING there, saya tetep mau ikut meski harus meninggalkan baby D beberapa hari bersama susan dan mamagigo, whatever it is... Saya tetep mau ikut... dengan alasan saya butuh refreshing, 11 bulan terakhir saya habiskan dirumah, hamil, mengurus rumah, melahirkan dan mengurus anak.. Saya butuh sedikit hiburan yang lebih dari sekedar membaca buku dan jalan-jalan ke mall. Saya Harus Ikut...!?!

Malam pun kuhabiskan dengan berdoa, dan berdoa.. Dengan penuh harap dan cemas, semoga suamiku tetap membawaku ke batam/spore bersamanya...

Pagi itu... Apa yang kucemaskan benar2 terjadi.

I am not going, alasannya kasihan Baby D harus ditinggal... "Siapa yg jaga Dillah-dillahku kodong..., tega kamu mah... Senang-senang di Batam, anakmu disini..."
Rasanya seperti ditusuk dalam-dalam perlahan-lahan sampai sakitnya begitu terasa.

Enak benner dia ngomong seperti itu, pikirku. Saya yg tidak pernah keberatan kalau dia harus pergi dinas keluar kota tanpa membawaku, krn dr awal memang dia tidak pernah mau mengajak, atau menawarkan untuk pergi bersamanya, tp kenapa yang ini membuat saya begitu sakit hati, sampai nyaris membuatku putus asa.... Lagi-lagi keegoisan saya membuat saya merasa dia memang tidak pernah suka, tidak pernah mau, bahkan tidak pernah peduli untuk membuatku senang sekali-sekali... Untuk apa dia membuat saya merasa senang diawal kl akhirnya hanya membuatku takkes, untuk apa dia repot2 menyuruh saya mengurus pasport baru, memutuskan agar Maya tahun baru di jakarta karena saya dan fia akan ikut ke batam/spore bersamanya.

Sayang, saya ini type isteri yang penurut, dengan keyakinan kalau ridha Allah datang melalui ridha-nya... Kalau dia ridha saya ikut, maka Allah pun meridhai kepergian saya bersamanya... Kalau dia melarang berarti Allah tidak ridha dengan ikutnya aku bersamanya.

Air mataku sampai kering menangis, saat mengirimkannya sms yang berisikan betapa teganya dia mempermainkan perasaanku, teganya dia menjanjiku, membuatku senang dan pada akhirnya membtku sedihnya minta ampun... Dengan hebatnya dia bisa membuatku merasa begitu dicintai dan disakiti dalam sekejap mata.

Typical me, jika ada saja yg membuatku merasa tidak enak hati... Aku selalu mengambil air wudhu dan melakukan shalat sunnah, saat itu kebetulan saya akan melakukan shalat dhuha.. Dengan khusyuk aku berdoa... Agar Allah yg Maha Penyayang memberiku kekuatan dan ketabahan menghadapi penyakit hatiku saat itu. Sakit hati karena dibikin takkes.

"Wahai Dzat yang mampu membolak-balikkan hati setiap hambahnya, Waha Dzat yg berkuasa atas alam semesta ini... Dekatkan aku dengan kesabaran-Mu ya Rabb... Engkau yg membukakan hatinya sehingga dia dengan tulus berniat dan berjanji membawaku ke batam/spore bersamanya... Maka kumohon ya Rabb, kuatkan hatiku... Ikhlaskan hatiku, tuluskan hatiku untuk menerima keputusannya yg tidak mau membawaku pergi bersamanya, bukankan pintu hatiku ya Rabb agar aku menerima dengan ikhlas alasan-alasannya, dan rela menerima janji yang tidak dia tepati. Kukembalikan ini semua kepada-Mu ya Rabb, Engkau yg Maha Tahu apa yang terbaik bagi hambah-Mu... "

Subhanallah...

Seusai shalat, perasaanku jauh lebih baik... No more "NGOYO" feelings, kusadari keegoisanku, kudekap Baby D erat-erat and say... Of course aku gak akan sanggup melewati satu hari dan malam tanpamu... Apalagi pergi 5 hari bersamanya, bagaimana mungkin mommy bersenang2 disana bersamanya dan kk fia sedangkan kamu disini mungkin kepanasan krn mati lampu, rewel krn kangen bauku (geer...), no way... Kamu masih terlalu kecil untuk mommy tinggal jauh nak. Kalau anak itu adalah rahmat bagi orang tua, maka orang tua macam apa saya yang menjauh dari rahmat-Mu hanya karena ingin memuaskan hatiku.

Astagafirullah, dia benar... Bukan alasan tiket mahal, atau mau beli bahan bangunan... Atau alasan apapun itu, tidak ada alasan yg lebih reasonable selain alasan meninggalkan Baby D disini.

Mungkin karena sadar kalau dia telah sangat melukai hatiku, dia akhirnya memesan tiket untukku dan kk fia utk pergi bersamanya, dia menyuruhku mempersiapkan segalanya, termasuk meyakinkan dirinya ada yang bisa menjaga Baby D selama kami berada diluar kota. But no way... Mau dibawa ke London sekalipun, ogaah... If I have to leave my baby D behind.

Thank you, but no thanks.
"Pergi meki, saya nda marahji, saya ikhlas, saya nda mungkin tinggalkan baby D..."

And here you go... Some pictures of hisself, di Singapore. Ada sedikit bisikan dihati... "Harusnya aku juga ada disana..". Lalu kutatap gadis mungil dipangkuanku yg sedang tidur lelap, mendengkur kayak abis nyuci piring segudang... This is my now, it's all worthwhile.

Aku ini seorang isteri yang mengharapkan ridha Allah lebih dari amalan yg aku kerjakan. Menyenangkan hati suami sama dengan menyenangkan Allah. Ridha Allah datang karena keridhaan suami.

Gak sepantasnya aku mengeluh krn kelelahan, atau butuh refreshing sekalipun. Gak seharusnya aku terbawa emosi atau Ngoyo akan sesuatu sampai menyusahkan hati suami... Mengurus suami, anak dan rumah tangga, adalah tugas utamaku, tugas yg mulia... Dilarang keras mengharap imbalan atas apa yg kita kerjakan... So, jangan berharap yg muluk2... Dijanji aja kita harusnya sudah senang, kalau janji itu gak ditepati, toh itu urusan dia dengan yang diatas.
Dan kalaupun ada janji yang ditepati, itu namanya rejeki tak terduga... Bersyukurlah..!!!


Powered by Ekawathy Annas and Telkomsel BlackBerry®

0 komentar: