BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Jumat, 29 Oktober 2010

Sleeping beauty

Siap siap tidur tapi sempatkan diri begaya..


Powered by Ekawathy Annas @Telkomsel BlackBerry®

Sabtu, 23 Oktober 2010

Haruskah saya peduli..

"Kirimanmu sudah diterima...? Gimana pendapatnya...?"

"Nda tau pah, kemaren sih dititip di ajudan pappinya..., kalo dia terima pasti dia kabarin, ntah bludernya enak kah, apanya yg kurang kah..., kalo dia suka paling dia minta lagi..."

"Ya di tanya dong..., dia tau nda kalo kamu semalaman nggak tidur karena sibuk membuat bludernya... Kamu semalaman tinggalin sy sendiri dikamar karena kamu sibuk nungguin bludernya dibakar, hanya untuk meyakinkan bludernya sempurna... Dengan harapan sepupumu suka dengan kirimanmu dan akan minta lagi..., dia tau itu?!!?!!?"


Powered by Ekawathy Annas @Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 14 Oktober 2010

Hikmah hari ini..

Teruslah melangkah di jalan manapun yang kita yakini benar. Dan gunakan ajaran agama sebagai panduan.

Powered by Ekawathy Annas @Telkomsel BlackBerry®

Back in action

Tes
Powered by Ekawathy Annas @Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 07 Oktober 2010

pengemis disekeliling kita

Ada berbagai macam peminta-minta rupanya:
Pengemis. Melintaslah pada sebuah jembatan penyembarangan di sepanjang Sudirman. Anda akan menemukan sejumlah pengemis yang duduk atau rebahan dengan berbagai pose menantang nan fotogenik. Setiap pagi buta, mereka didrop oleh pengasuhnya. Beda dengan preman yang sering berantem karena rebutan lahan perasan, untuk para pengemis, lahan untuk mencari nafkah cenderung aman. Mereka hanya duduk, urusan ditempatkan dimana terserah sang pengasuh.

Mereka yang bugar, harus berani tampil kuyu dan seolah penuh kesakitan. Kadang mereka lupa dengan tubuh tambunnya. Mereka juga dibekali kain perban dan obat merah. Jika dua tahun lalu anda melihat seorang pengemis dengan luka merah di kaki dan kemarin Anda melihat dia dengan luka yang sama, jangan heran. Mereka tak sesungguhnya luka. Tak hanya di jembatan penyebrangan, mereka juga terlihat di lampu merah, dan trotoar.

Pengemis yang tidak diorganisir akan berkeliling kemana-mana. Ia ada di tempat kita jajan, ia ada di tempat beribadah, door to door dari rumah ke rumah seperti salesman kompor, ada juga yang naik turun kendaraan umum.

Pengemis Anak. Kelompok ini tak bisa diabaikan. Jumlahnya banyak. Mereka terlihat dimana-mana. Setahun lalu, UNICEF mengeluarkan sebuah kampanye agar masyarakat tidak memberi uang kepada anak-anak jalanan yang mengemis atau kegiatan meminta-minta lainnya. Jika mereka bilang untuk makan dan sekolah, tidak sepenuhnya benar. Terbesar pengeluaran mereka adalah untuk main games (playsation, ding dong), jajan, dan setor pada orang tua. Jika kita terus memberikan uang pada mereka, mereka akan menikmati menerima uang tanpa bekerja. Itu hal yang tak baik. Mereka jadi enggan sekolah. Padahal untuk kelompok mereka, baik sekolah maupun tempat tinggal sudah disediakan oleh berbagai instansi.

Pengamen. Sendiri-sendiri atau berkelompok, mereka menyanyikan sebaris dua baris lagu. Kita punya alasan mengapa buru-buru memberikan uang pada mereka: supaya mereka lekas pergi! Tentu saja kehadiran mereka sangat mengganggu. Kadang karena kita sedang asyik mengobrol dan berdiskusi dengan sahabat.

Mereka akan menghindari kontak mata dengan kita. Karena begitu terjadi, mereka tahu kita akan mengangkat kelima jari kita tanda bye bye.

Sebagian pengamen ada yang melakukannya dengan hati. Mereka mencari nafkah sekaligus menghibur. Mereka santun dan menyenangkan. Sebagian lain melakukannya karena untuk membeli bir atau drugs, untuk menghidupi keluarga, dan ada juga untuk kamuflase karena utamanya adalah seniman atau copet.

Pengamen anak-anak di dalam bis kota, akan menyebarkan amplop kosong kepada para penumpang dengan tulisan bahwa uang yang mereka dapat untuk bayaran sekolah, beli obat karena ibunya sakit, untuk makan, dll. Setelah satu lagu selesai bahkan tanpa refrain mereka nyanyikan, mereka akan menagih amplop-amplop yang disebarkan tadi. Sambil berharap semoga para penumpang memasukkan uang ke dalam amplopnya.

Peminta Sumbangan. Berpeci dan berkerudung, kelompok ini menyerbu kota dengan kotak persegi, map proposal, dan senyum manis. Mereka ada di setiap kerumunan orang ada. Mereka meminta sumbangan untuk alasan membangun mesjid, pesantren, majlis taklim. Menjadi sangat tidak jelas, mana yang betulan perwakilan dari panitia pembangunan tempat-tempat beribadah itu atau penipu. Hanya Allah yang tahu.

Kepada siapa uang kecil Anda akan Anda sumbangkan?
- Kepada para pengemis yang sebetulnya tak sakit? Sementara separuh pendapatan mereka menjadi upeti para pengasuhnya yang hidup mewah?
- Kepada para pengemis anak-anak? Supaya mereka terus betah di jalanan dan semakin enggan pergi ke sekolah?
- Kepada para pengamen? Agar hati Anda tentram terbebas dari gerutuan dan sindiran para pengamen jika kita tidak memberi mereka uang? Apalagi jika penampilan kita necis dan keren. Mereka akan tambah sinis.
- Kepada panitia pembangunan tempat ibadah?

Mau ikhlas, nmaun kadang kita mengajkan syarat. Bahwa mereka betul-betul sakit, betul-betul sebuah mesjid sedang dibangun, betul-betul orang tua mereka sakit, betul-betul untuk menymbung hidup.

Ah, kadang kita bersusah hati dan berburuk sangka dengan mereka. Allah Mahatahu. Allah Mahamembalas. Sekali memberi berarti memberi, ikhlaskan. Mereka benar atau bohong, biar menjadi urusan mereka saja.

pilih sendiri cara matimu

Jika Anda pernah berucap 'saya tidak takut mati', sepertinya Anda harus berpikir ulang. Ketika semua orang dipastikan akan mengalami mati, baik cepat maupun lambat, kita menjadi terbiasa dengan peristiwa kematian. Kematian menjadi sesuatu yang wajar.

Tak ada satu pun makhluk di muka bumi ini yang bisa menghindarinya. Namun percayalah, bahwa 'kehidupan' setelah mati tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Jika Anda setuju dengan pernyataan ini, lalu mengapa tak segera berkemas melakukan sesuatu untuk menyongsong sang kematian dengan cara yang lebih elegan?

Kematian bisa menjemput siapa saja. Entah orang terkenal atau rakyat jelata. Entah seorang tua pikun atau janin yang baru berumur beberapa minggu. Sebagian orang akan menghindari perbincangan tentang kematian, bahkan enggan untuk memikirkannya sekalipun. Mengapa? Sungkan? Takut? Maka, takutlah.

Kematian adalah rahasia Illahi. Kapan dan dengan cara apa kita berpulang, entah besok atau lusa, entah seratus tahun lagi. Bisa saat kita tidur, saat kita berjalan, bisa saat kita bercinta, bahkan saat kita tertawa. Entah di rumah, di jalan raya atau di laut atau di gunung.

Setiap hari kita bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Kita melakukan ini dan itu. Semua tempat, semua kegiatan memiliki resiko tertentu terhadap proses dan peristiwa kematian kita. Setiap saat adalah waktu yang tak bisa kita perhitungkan datangnya.

Pernahkan Anda berharap dalam kondisi seperti apa Anda akan mati? Artis Nieke Ardilla pernah sesumbar, ia ingin mati saat karirnya sedang menjulang. Done! Saya pernah berucap dalam hati, "Saat tak akan meninggal sebelum melihat wajah Allah." Lalu ngok saja, 'kematian' itu Allah sodorkan ke hadapan saya walaupun kemudian Ia batalkan karena cintaNya terhadap saya. Allah tidak menunjukkan wajahNya. Ia hanya memperlihatkan sedikit saja dari kuasaNya.

Maka saya menyesal telah menantang perihal kematian saya. Akhirnya saya sadar bahwa kematian itu adalah sesuatu yang sungguh sangat menakutkan. Bersyukurlah, jika peristiwa kematian yang akan Anda hadapi kelak, Anda peroleh ketika Anda dalam keadaan terjaga. Dimana mungkin Anda diberi kesempatan untuk berpamit, bertobat, dan bernegosiasi dengan malaikat penjemput nyawa Anda. Pada detik-detik itu akan benar-benar bernegosiasi untuk sekedar minta waktu tambahan karena Anda akan teringat apa saja yang pernah Anda lakukan, apa saja yang belum pernah Anda lakukan.

Saya bersyukur dengan kesempatan 'hidup' saya yang kedua ini. Betapa berharganya waktu, ternyata. Saya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini tanpa mengingat dan menyebut nama Tuhan, Baginda Sang Mahahidup.

Saya ingin bertobat, ramai-ramai besama Anda. The more the merrier. Bukankah semboyan ini yang selalu kita dengungkan setiap kali kita melakukan gathering?

Namun jika kematian itu datang begitu mendadak bahkan untuk menyebut nama Tuhan Anda pun tak sempat, inilah yang saya ingin kampanyekan. Agar Anda perlu memiliki rasa takut terhadap peristiwa kematian itu.

Dan sesungguhnya Anda tahu apa yang perlu Anda lakukan. Shall we?

Hot Bolu Rampah

Bahan :

5 telur

1 gelas gula merah yg diserut (gelas warna coklat yg tinggi / gelas duralex tinggi)

Air dikira-kira saja untuk melarutkan gula merahnya (dimasak sampai mendidih gula merahnya) jangan terlalu cair dan jangan terlalu kental diangkat dgn sendok agar kelihatan kekentalannya

1/4 gelas gula pasir

1 3/4 gelas tepung terigu (hampir 2 gelas)

1/2 sdt soda kue

1 sdt bumbu spekuk

3 sdm mentega cairkan (100 gr) bisa juga tdk pake mentega

Cara membuat :

Caikan gula merah sisihkan,

kocok telur dg gula pasir sampai 1/2 res masukkan gula merah + terigu, soda kue, bumbu spekuk, mentega cair aduk rata.

Siap dioven
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Mu sweet apple pie

Aroma apel dan kayu manis wangi menggoda. Apalagi ketika baru aja keluar dari oven.....


Ingredients:
Bahan ISI:
500 gr apel Malang, kupas, iris kecil2 1X1 cm
50 gr kismis
1/2 sdt kayu manis bubuk
75 gr gula pasir
50 gr air

Bahan Kulit
165 gr Terigu
1 kuning telur
40 gr gula halus/tepung gula
70 gr Margarine

D irections:
ISI:
Masak semua bahan sampai air mengering dan apel lunak dinginkan.

KULIT:
1. campur jadi satu bahan kulit, aduk dengan pisau pastry sampai tepung tampak berbutir-butir. Istirahatkan selama 15 menit dengan di tutup plastik.

2. Gilas adonan kulit setebal 1/2 cm, lapiskan pada cetakan pie.

3. Beri isi adonan apel

4. tutup bagian atas dengan adonan kulit, oles dengan kuning telur

5. Oven selama 15 menit.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 05 Oktober 2010

1 bulan terakhir berat badanku gitu gitu aja...

Penurunan Berat Badan Yang Mendatar (Plateau) Adalah Pertanda Baik

Minggu pertama penurunan berat badan dengan mengontrol kalori adalah mudah. Minggu kedua dan ketiga juga tidak terlalu sulit, tetapi sekitar minggu keempat atau kelima, pada beberapa orang sepertinya timbangan tidak bergerak sama sekali !!!

Hal ini menunjukkan telah tercapainya penurunan berat badan mendatar yang pertama! Plateau (saat dimana berat badan tetap membandel tidak mau turun) adalah normal. Tentu saja, plateau ini membuat diri menjadi sangat putus asa sehingga banyak orang menyerah dan mengabaikan usaha mereka untuk turun berat badan. Mengejutkan memang bahwa sebenarnya kondisi plateau adalah suatu tanda positif/baik. Itu adalah tanda dari tubuh bahwa tubuh telah kehilangan lemak tapi bukan berat badan.

Pernyataan terahkir terdengar kontradiktif (berlawanan). Bagaimana mungkin seseorang kehilangan lemak tubuh tetapi berat badan tetap? Pada dasarnya, jawabannya adalah tubuh anda saat ini menahan air (walaupun tubuh telah kehilangan beberapa sebelumnya) sebagai ganti dari lemak yang hilang. Sampai air yang tertahan itu hilang, timbangan tidak akan mencatat pencapaian anda secara keseluruhan. Timbangan tidak dapat membedakan antara lemak dan berat air. Sementara diri sendiri juga tidak dapat melihat ke dalam tubuh, tetapi kita dapat belajar dan mengerti apa yang terjadi dan mengapa.

Tubuh manusia, seperti makanan yang kita makan adalah terdiri dari nutrien protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air. Jika berat anda 75 Kg, tubuh kita akan terdiri dari 45 Kg air, 15 Kg lemak dan 15 Kg adalah nutrien lainnya. Seperti yang dapat lihat, tubuh kita adalah "basah/berair". Air tidak hanya dalam darah, sebagian besar air dalam tubuh adalah merupakan bagian dari konfigurasi kimia antara sel, jaringan dan organ tubuh. Contohnya otot, menyimpan air dalam strukturnya. Umumnya 0.5 Kg jaringan otot dalam tubuh kita sama dengan 2 Kg air. Bahkan 15 % air terkandung dalam jaringan lemak, jadi 3.5 lemak dalam tubuh mengandung 0.5 Kg air.

Pada saat kita menkonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang dibakar tubuh, tubuh harus memperoleh energi yang dibutuhkannya dari sumber lain, sumber lain itu adalah diri sendiri. Ketika melakukan program turun berat badan (diet), pada kenyataannya tubuh mengkonsumsi lemak dan protein yang ada dalam tubuh untuk memperoleh energi (kalori) yang dibutuhkan.

Minggu pertama dari semua program penurunan berat badan, tubuh cenderung untuk menggunakan lebih banyak protein dari otot dan jaringan tubuh daripada mingu-minggu sesudahnya. Dengan berlalunya waktu, tubuh menjadi lebih selektif, dimana untuk memperoleh energi hanya mengandalkan lemak yang tertimbun daripada jaringan protein esensial yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan fungsinya. Ketika jaringan lemak dan protein digunakan untuk energi, air yang terkandung didalamnya akan tetap bertahan untuk beberapa saat. Dengan kata lain tubuh tetap "menahan air" (inilah yang disebut dengan masa plateau). Ibaratnya tubuh beristirahat sebelum beratnya turun lagi.

Keadaan berat badan (berat air) yang berubah-ubah ini memang membuat frustasi, tetapi hal ini hanya sementara. Menguji keberhasilan program diet adalah bukan melalui permainan angka timbangan. Yang penting berapa banyak lemak yang hilang bukan berapa banyak protein dan air dalam tubuh, hal ini akan menjadikan anda lebih sehat. Jumlah lemak dalam tubuh dapat diketahui dengan cara melakukan tes kadar lemak dengan alat khusus.




sumber: http://www.nutrisibali.com/details.php?aid=29