Jika Anda pernah berucap 'saya tidak takut mati', sepertinya Anda harus berpikir ulang. Ketika semua orang dipastikan akan mengalami mati, baik cepat maupun lambat, kita menjadi terbiasa dengan peristiwa kematian. Kematian menjadi sesuatu yang wajar.
Tak ada satu pun makhluk di muka bumi ini yang bisa menghindarinya. Namun percayalah, bahwa 'kehidupan' setelah mati tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Jika Anda setuju dengan pernyataan ini, lalu mengapa tak segera berkemas melakukan sesuatu untuk menyongsong sang kematian dengan cara yang lebih elegan?
Kematian bisa menjemput siapa saja. Entah orang terkenal atau rakyat jelata. Entah seorang tua pikun atau janin yang baru berumur beberapa minggu. Sebagian orang akan menghindari perbincangan tentang kematian, bahkan enggan untuk memikirkannya sekalipun. Mengapa? Sungkan? Takut? Maka, takutlah.
Kematian adalah rahasia Illahi. Kapan dan dengan cara apa kita berpulang, entah besok atau lusa, entah seratus tahun lagi. Bisa saat kita tidur, saat kita berjalan, bisa saat kita bercinta, bahkan saat kita tertawa. Entah di rumah, di jalan raya atau di laut atau di gunung.
Setiap hari kita bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Kita melakukan ini dan itu. Semua tempat, semua kegiatan memiliki resiko tertentu terhadap proses dan peristiwa kematian kita. Setiap saat adalah waktu yang tak bisa kita perhitungkan datangnya.
Pernahkan Anda berharap dalam kondisi seperti apa Anda akan mati? Artis Nieke Ardilla pernah sesumbar, ia ingin mati saat karirnya sedang menjulang. Done! Saya pernah berucap dalam hati, "Saat tak akan meninggal sebelum melihat wajah Allah." Lalu ngok saja, 'kematian' itu Allah sodorkan ke hadapan saya walaupun kemudian Ia batalkan karena cintaNya terhadap saya. Allah tidak menunjukkan wajahNya. Ia hanya memperlihatkan sedikit saja dari kuasaNya.
Maka saya menyesal telah menantang perihal kematian saya. Akhirnya saya sadar bahwa kematian itu adalah sesuatu yang sungguh sangat menakutkan. Bersyukurlah, jika peristiwa kematian yang akan Anda hadapi kelak, Anda peroleh ketika Anda dalam keadaan terjaga. Dimana mungkin Anda diberi kesempatan untuk berpamit, bertobat, dan bernegosiasi dengan malaikat penjemput nyawa Anda. Pada detik-detik itu akan benar-benar bernegosiasi untuk sekedar minta waktu tambahan karena Anda akan teringat apa saja yang pernah Anda lakukan, apa saja yang belum pernah Anda lakukan.
Saya bersyukur dengan kesempatan 'hidup' saya yang kedua ini. Betapa berharganya waktu, ternyata. Saya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini tanpa mengingat dan menyebut nama Tuhan, Baginda Sang Mahahidup.
Saya ingin bertobat, ramai-ramai besama Anda. The more the merrier. Bukankah semboyan ini yang selalu kita dengungkan setiap kali kita melakukan gathering?
Namun jika kematian itu datang begitu mendadak bahkan untuk menyebut nama Tuhan Anda pun tak sempat, inilah yang saya ingin kampanyekan. Agar Anda perlu memiliki rasa takut terhadap peristiwa kematian itu.
Dan sesungguhnya Anda tahu apa yang perlu Anda lakukan. Shall we?
Kamis, 07 Oktober 2010
pilih sendiri cara matimu
Diposting oleh ^ea di 11.39
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar