Biasanya kalau dapat kata-kata seperti ini dr suami sy suka nyalahin dia karena sedikitpun gak menghargai keringat saya... Baru satu kali saya memanjakan anak-anak sampe2 lupa menyiapkan kebutuhannya kata-kata mutiara itupun keluar dari mulutnya..
Tapi kali ini saya tidak melawan, saya tidak marah... Saya hanya menangis dan buru-buru istigfar, dengan perasaan penuh bersalah dan merasa... Saya harus siap hidup seperti ini sepanjang hidup saya agar saya tahu betul apa arti ikhlas dan sabar agar saya bisa dekat dengan-Mu ya Rabb..
Selama ini saya salah melampiaskan kekecewaan saya, saya salah menepis kgundahan hati saya, saya lupa kalau ada Engkau yg Maha Tahu, ada Engkau yg Maha Mendengar... Dan sekarang saya serahkan semua kepada-Mu ya Rabb...
Cukuplah Allah bagiku, tidak ada yang lain... Jika melalui tangan, dan perlakuan, serta kata-kata suami saya yg menurut saya menyakitkan bagiku, dan jika itu bisa mendatangkan Ridha dan Ampunan-Mu, meskin harus menangis setiap hari, jika itu membuatku bisa lebih dekat dengan-Mu.. Saya ikhlas... Ya Allah saya ikhlas...
Ya Allah ya Rabb, saya hanya mohon Engkau berkenan membukakan pintu tobat untukku ya Rabb... Dosaku menggunung tapi ampunan-Mu lebih besar dan jauh lebih luas dari itu ya Rabb...
Ampuni dosa-dosaku ya Rabb, ampuni dosa-dosaku ya Allah,
Ampuni dosa-dosaku ya Allah...
Ampuni dosa-dosaku ya Rabb, dosa-dosaku terdahulu, sekarang dan yang akan datang... Ampuni dosa-dosaku ya Allah, baik yang tampak maupun yg tidak kelihatan ya Allah... Kuatkan imanku ya Rabb... Kuatkan imanku...
Jadikan aku dan anak-anakku ini penyejuk hati untuk suamiku ya Rabb, bukan sebagai sumber kegundahannya... Jadikan isteri yang soleha bagi suamiku ya Rabb... Jadikan aku ibu yang baik bagia anak-anakku rabb...
Perkenankanlah doaku ya Allah.. Jika seandainya dalam permohonanku terdapat hal yg dapat membuatku menjadi hambah pendosa... Maka ampunilah hambah ya Allah, abaikan segala permohonanku..
Ijinkan aku lebih dekat dengan-Mu ya Allah...
Amin Allahumma Amin
Amin Allahumma Amin
Amin Allahumma Amin
Powered by Ekawathy Annas using Telkomsel BlackBerry®
0 komentar:
Posting Komentar